BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum
tahun 1492, asal penyakit ini tidak jelas. penyakit ini belum dikenal di Eropa. Ada yang berpendapat bahwa
penyakit ini berasal dari penduduk indian yang dibawa oleh anak buah
Christopher Colombus sewaktu mereka kembali ke Spanyol dari benua Amerika pada
tahun 1492. Pada tahun 1494 terjadi epidemi di Napoli ,
Italia. Pada abad ke 18 baru diketahui bahwa penyebaran sifilis dan gonore
terutama disebabkan oleh
senggama dan
keduanya dianggap sebagai infeksi yang sama. Dengan berjalannya waktu,akhirnya
diketahui bahwa kedua penyakit itu disebabkan oleh jenis kuman yang berbedadan
gejala klinisnyapun berlainan
Treponema pallidum adalah termasuk
bacteria spirochaeta yang berbentuk spiral. Treponema
pallidum merupakan salah satu
subspesies dari subspesies yang ada. Treponema
ini dapat menyebabkan penyakit sifilis yang merupakan penyakit kelamin
ditularkan melalui hubungan kelamin atau melalui sentuhan terhadap luka-luka
kulit penderita. Jika yang mengidap penyakit ini adalah wanita hamil, janin
akan dapat tertular, sifilis ada 3 tingkatan yaitu sifilis tingkat dini
ditandai dengan timbul lesi pada tempat masuknya Treponema pallidum, sifilis
tingkat kedua ditandai dengan nyeri kepala, demam, anoreksia, nyeri pada
tulang, dan leher. Sifilis tingkat ketiga ditandai dengan Guma yang timbul pada
semua jaringan dan organ, termasuk tulang rawan pada hidung dan dasar mulut.
Sifilis tersier ditandai dengan kematian.
Pengobatan dilakukan dengan antibiotik penisilin, untuk pemantauan
serologik dilakukan pada bulan 1, 2, 4, dan 12 tahun pertama dan setiap 6 bulan
pada tahun kedua. Jika penderita yang tidak tahan dapat diganti dengan
tetrasiklin atau eritromisin.
lanjutkan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ETIOLOGI
Penyakit sifilis disebabkan oleh Treponema pallidum, yang masuk ke tubuh manusia melalui selaput
lendir contohnya di vagina atau mulut.
![](file:///C:/Users/saker/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Kingdom : Eubacteria
Phylum :
Spirochaetes
Class : Spirochaetes
Ordo : Spirochaetales
Familia : Treponemataceae
Genus : Treponema
Spesies : Treponema pallidum
2.3 MORFOLOGI
Treponema pallidum merupakan salah satu bakteri spirochaeta. Bakteri ini
berbentuk spiral. Terdapat empat subspecies yang sudah ditemukan, yaitu
Treponema pallidum pallidum, Treponema pallidum pertenue, Treponema pallidum
carateum, dan Treponema pallidum endemicum. Treponema pallidum yang merupakan penyebab sifilis.
Treponema pallidum merupakan spirochaeta yang bersifat motile yang
umumnya menginfeksi melalui kontak seksual langsung, masuk ke dalam tubuh inang
melalui celah di antara sel epitel. Organisme ini juga dapat ditularkan kepada
janin melalui jalur transplasental selama masa-masa akhir kehamilan. Struktur
tubuhnya yang berupa heliks memungkinkan Treponema pallidum bergerak dengan
pola gerakan yang khas untuk bergerak di dalam medium kental seperti lendir
(mucus). Dengan demikian organisme ini dapat mengakses sampai ke sistem
peredaran darah dan getah bening inang melalui jaringan dan membran mucosa.
Treponema pallidum adalah bakteri yang memiliki genom bacterial terkecil
pada 1.14 million base pairs (Mb) dan memiliki kemampuan metabolisme yang
terbatas, serta mampu untuk beradaptasi dengan berbagai macam jaringan tubuh
mamalia.
2.4 PATOGENESIS
Penyakit
sifilis ini dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan lesi(luka) yang
mengandung treponema, yang masuk melalui selaput lendir yang utuh atau kulit
dengan lesi, kemudian kesemua organ tubuh. Umumnya 10 - 90 hari atau 3 - 4
minggu setelah terjadi infeksi ditempat T.pallidum
timbul lesi primer yang bertahan 1 - 5 minggu dan kemudian hilang sendiri. Kurang lebih 6 minggu (2 - 6 minggu)
setelah lesi primer terdapat kelainan kulit dan selaput lender.
2.5 MANIFESTASI KLINIS
Gejala
fisik sifilis dapat dilihat pada gambar dibawah
ini :
![]() |
![]() |
![]() |
Sifilis Primary (I)
|
Sifilis Secondary (II)
|
Sifilis Kongenital
|
gambar Penderita Sifilis Dan Gejala Fisiknya
Akan
tetapi sifilis ada pula yang tidak memiliki gejala kecuali dengan tes serologik
yang positif dan meyakinkan, sifilis ini dikenal sebagai sifilis laten.
Sifilis Stadium I
Terjadi
afek primer berupa papul, tidak nyeri (indolen). Sekitar 3 minggu kemudian
terjadi penjalaran ke kelenjar inguinal medial.Timbul lesi pada alat kelamin,
ekstragenital seperti bibir, lidah, tonsil, puting susu, jari dan anus,
misalnya pada penularan ekstrakoital.
[3][4][5]
Sifilis Stadium II
Gejala
konstitusi seperti nyeri kepala, subfebril, anoreksia, nyeri pada tulang,
leher,timbul macula, papul, pustul, dan rupia.kelainan selaput lendir, dan
limfadenitis yang generalisata. [3][4][5]
Sifilis Stadium III
Terjadi
guma setelah 3 – 7 tahun setelah infeksi.Guma dapat timbul pada semua jaringan
dan organ, membentuk nekrosis sentral
juga ditemukan di organ dalam; lambung,paru,dll. Nodus di bawah kulit
(dapat berskuma), tidak nyeri. [3][4][5]
Sifilis Kongenital
a.
Sifilis Kongenital Dini
Dapat
muncul beberapa minggu (3 minggu) setelah bayi dilahirkan. Kelainan berupa
vesikel,bula ,pemfigus sifilitika,
papul,skuma,secret hidung yang sering bercampur darah,adanya osteokondritis pada foto roentgen.
b.
Sifilis Kongenital Lanjut
Terjadi pada usia 2 tahun lebih;pada usia
7 – 9 tahun dengan adanya keratitis intersial (menyebabkan kebutaan), ketulian
N VIII,gigi Hutchinson, paresis,
perforasi palatum durum, serta kelainan tulang tibia dan frontalis.
c.
Sifilis Stigmata
Terdapat
garis – garis pada sudut mulut yang jalannya radier, gigi Hutchinson, gigi
molar pertama berbentuk murbai dan penonjolan tulang frontal kepala (frontal bossing).
Sifilis Kardiovaskular
Umumnya
bermanifestasi selama 10 – 20 tahun setelah infeksi. Biasanya disebabkan oleh nekrosis aorta yang berlanjut kea rah
katup, dan ditandai oleh insufisiensi aorta atau aneureksma, berbentuk kantong
pada aorta torakal.
Neurosifilis
a.
Neurosifilis asimtomatik.
Pada
sifilis ini tidak ada tanda dan gejala kerusakan susunan saraf pusat.
Pemeriksaan sumsum tulang belakang menunjukan kenaikan sel, protein total dan
tes serologis reaktif.
b.
Neurosifilis meningovaskuler.
Adanya
tanda kerusakan susunan saraf pusat yakni kerusakan pembuluh darah serebru,
infark dan ensefalomalasia. Pemeriksaan sumsum tulang belakang menunjukan
kenaikan sel, protein total dan tes serologis reaktif.
c. Neurosifilis parekimatosa yang terdiri
dari paresis dan tabes dorsalis.
Gejala
dan tanda paresis sangatlah banyak dan menunjukan penyebaran kerusakan
parenkimatosa. Gejala tabes dorsalis ; parestesia, ataksia, arefleksia,
gangguan kandungan kemih, impotensi dan perasaan nyeri.
2.6 PENYAKIT YANG DITIMBULKAN : SIFILIS
Sifilis atau penyakit Raja Singa adalah salah satu penyakit menular
seksual (PMS) yang kompleks, disebabkan oleh infeksi bakteri Treponema
pallidum. Perjalanan penyakit ini cenderung kronis dan bersifat sistemik.
Hampir semua alat tubuh dapat diserang, termasuk sistem kardiovaskuler dan
saraf. Selain itu wanita hamil yang menderita sifilis dapat menularkan
penyakitnya ke janin sehingga menyebabkan sifilis kongenital yang dapat
menyababkan kelainan bawaan atau bahkan kematian. Jika cepat terdeteksi dan
diobati, sifilis dapat disembuhkan dengan antibiotika. Tetapi jika tidak
diobati, sifilis dapat berkembang ke fase selanjutnya dan meluas ke bagian
tubuh lain di luar alat kelamin.
2.7
UJI SEROLOGIK
Tes serologik untuk sifilis yang klasik umumnya masih negatif pada lesi
primer, dan menjadi positif setelah 1-4 minggu. TSS (tes serologik sifilis)
dibagi dua, yaitu treponemal dan non treponemal. Sebagai antigen pada TSS non
spesifik digunakan ekstrak jaringan, misalnya VDRL, RPR, dan ikatan komplemen
Wasserman/Kolmer. TSS nonspesifik akan menjadi negatif dalam 3-8 bulan setelah
pengobatan berhasil sehingga dapat digunakan untuk menilai keberhasilan
pengobatan. Pada TSS spesifik, sebagai antigen digunakan treponema atau
ekstraknya, misalnya Treponema pallidum hemagglutination assay (TPHA) dan TPI.
Walaupun pengobatan diberikan pada stadium dini, TSS spesifik akan tetap
positif, bahkan dapat seumur hidup sehingga lebih bermakna dalam membantu
diagnosis.
Pengobatan dilakukan dengan memberikan Antibiotika seperti Penisilin atau
turunannya. Pemantauan serologik dilakukan pada bulan I, II, VI, dan XII tahun
pertama dan setiap 6 bulan pada tahun kedua. Selain itu, kepada penderita perlu
diberikan penjelasan yang jelas dan menyeluruh tentang penyakitnya dan
kemungkinan penularan sehingga turut mencegah transmisi penyakit lebih lanjut.
Bagi penderita yang tidak tahan dengan penisilin dapat diganti dengan
tetrasiklin atau eritromisin, yang harus dimakan 15 hari. Sifilis yang telah
menyebabkan penderita lumpuh dan gila biasanya tidak dapat diobati lagi.
2.8 DIAGNOSA
Diagnosis
sifilis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan fisik. Proses
diagnosa dengan serological test dapat dilihat pada gambar
![](file:///C:/Users/saker/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.jpg)
gambar Algorithma Diagnosa Sifilis
2.9 PENGOBATAN
Penderita sifilis di berikan
antibiotik, yang terbaik untuk semua fase sifilis biasanya adalah suntikan
penisilin. Single-dose oral azithromycin sangat efektif untuk mengobati
sifilis.
2.10 PROGNOSIS
Resiko pria terkena sifilis
lebih rendah dibandingkan wanita. Prognosis untuk sifilis primer, sekunder dan
laten setelah pengobatan,baik.Untuk tersier pada hati atau otak adalah
buruk,kerusakan tidak dapat diperbaiki.
BAB III
KESIMPULAN
Penyakit sifilis memiliki empat stadium yaitu primer, sekunder, laten dan
tersier. Tiap stadium perkembangan memiliki gejala penyakit yang berbeda-beda
dan menyerang organ tubuh yang berbeda-beda pula.
Stadium Dini (primer) Tiga minggu setelah infeksi, timbul lesi pada
tempat masuknya Treponema pallidum. Lesi pada umumnya hanya satu. Terjadi afek
primer berupa penonjolan-penonjolan kecil yang erosif, berkuran 1-2 cm,
berbentuk bulat, dasarnya bersih, merah, kulit disekitarnya tampak meradang,
dan bila diraba ada pengerasan. Kelainan ini tidak nyeri. Dalam beberapa hari,
erosi dapat berubah menjadi ulkus berdinding tegak lurus, sedangkan sifat
lainnya seperti pada afek primer. Keadaan ini dikenal sebagai ulkus durum.
Sekitar tiga minggu kemudian terjadi penjalaran ke kelenjar getah bening
di daerah lipat paha. Kelenjar tersebut membesar, padat, kenyal pada perabaan,
tidak nyeri, tunggal dan dapat digerakkan bebas dari sekitarnya. Keadaan ini
disebut sebagai sifilis stadium 1 kompleks primer. Lesi umumnya terdapat pada
alat kelamin, dapat pula di bibir, lidah, tonsil, putting susu, jari dan anus.
Tanpa pengobatan, lesi dapat hilang spontan dalam 4-6 minggu, cepat atau
lambatnya bergantung pada besar kecilnya lesi.
Stadium II (sekunder) Pada umumnya bila gejala sifilis stadium II muncul,
sifilis stadium I sudah sembuh. Waktu antara sifilis I dan II umumnya antara
6-8 minggu. Kadang-kadang terjadi masa transisi, yakni sifilis I masih ada saat
timbul gejala stadium II. Sifat yang khas pada sifilis adalah jarang ada rasa
gatal. Gejala konstitusi seperti nyeri kepala, demam, anoreksia, nyeri pada
tulang, dan leher biasanya mendahului, kadang-kadang bersamaan dengan kelainan
pada kulit. Kelainan kulit yang timbul berupa bercak-bercak atau
tonjolan-tonjolan kecil. Tidak terdapat gelembung bernanah. Sifilis stadium II
seringkali disebut sebagai The Greatest Immitator of All Skin Diseases karena
bentuk klinisnya menyerupai banyak sekali kelainan kulit lain. Selain pada
kulit, stadium ini juga dapat mengenai selaput lendir dan kelenjar getah bening
di seluruh tubuh.
Sifilis Stadium III Lesi yang khas adalah guma yang dapat terjadi 3-7
tahun setelah infeksi. Guma umumnya satu, dapat multipel, ukuran milier sampai
berdiameter beberapa sentimeter. Guma dapat timbul pada semua jaringan dan
organ, termasuk tulang rawan pada hidung dan dasar mulut. Guma juga dapat
ditemukan pada organ dalam seperti lambung, hati, limpa, paru-paru, testis dll.
Kelainan lain berupa nodus di bawah kulit, kemerahan dan nyeri.
Sifilis Tersier Termasuk dalam kelompok penyakit ini adalah sifilis
kardiovaskuler dan neurosifilis (pada jaringan saraf). Umumnya timbul 10-20
tahun setelah infeksi primer. Sejumlah 10% penderita sifilis akan mengalami
stadium ini. Pria dan orang kulit berwarna lebih banyak terkena. Kematian
karena sifilis terutama disebabkan oleh stadium ini. Diagnosis pasti sifilis
ditegakkan apabila dapat ditemukan Treponema pallidum. Pemeriksaan dilakukan
dengan mikroskop lapangan gelap sampai 3 kali (selama 3 hari berturut-turut).
.
Tugas :Praktek serologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar anda untuk perubahan yang lebih baik,terimakasih telah berkunjung